CONTOH SURAT PERMINTAAN PERUNDINGAN BIPARTIT
( Bila yang menuntut atas nama pribadi atau bukan atas nama SP)


.............., 18 Maret  2016

Nomor             :  01/03/2016
Lampiran         :  -

Kepada Yth     :  Bapak Pimpinan  PT................
                           Kebun ..................
                           Di-
                                Tempat

Prihal               :  PERMINTAAN PERUNDINGAN BIPARTIT

Dengan hormat,

Sehubungan dengan adanya permasalahan yang perlu dirundingkan secara bipartit, maka Saya mengajukan untuk melakukan musyawarah pada :

Hari                    :  ..................
Tanggal              :  ..........................
Pukul                  :  ..............................
Tempat               :  .....................................

Untuk menyelesaikan masalah sebagai berikut :

1.      Masalah Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan PT................... Terhadap saya sebagai Pekerja  yang tidak sesuai dengan ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
2.      Hak-Hak saya berupa Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian Hak dan lain sebagainya  sehubungan dengan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Perusahaan.

Atas perhatian dan kesediaannya, kami ucapkan terima kasih. 

Hormat Saya,


( ------------------------)

Tembusan :

1         1. Arsip




 CONTOH SURAT PERMINTAAN PERUNDINGAN BIPARTIT  II
( Bila yang menuntut atas nama pribadi atau bukan atas nama SP)

.................., -------------- 2016

Nomor             :  02/03/2016
Lampiran         :  -

Kepada Yth     :  Bapak Pimpinan  PT................
                               Kebun ..................
                                Di-
                                      Tempat

Prihal               :  PERMINTAAN PERUNDINGAN BIPARTIT  II

Dengan hormat,

Menindak lanjuti Surat saya Nomor : 01/03/2016  Tanggal 18 Maret  2016 Tentang Permintaan Perundingan Bipartit yang sampai saat ini belum ada jawaban maupun realisasi dari Perusahaan, maka bersama ini  Saya  mengajukan kembali Permintaan Perundingan Bipartit II,  Sehubungan  adanya permasalahan yang perlu dirundingkan secara bipartit, maka kami (saya) mengajukan untuk melakukan musyawarah pada :

Hari                    :  ..................
Tanggal              :  ..........................
Pukul                  :  ..............................
Tempat               :  .....................................

Untuk menyelesaikan masalah sebagai berikut :

1.      Masalah Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan PT................... Terhadap saya sebagai Pekerja  yang tidak sesuai dengan ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
2.      Hak-Hak saya berupa Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian Hak dan lain sebagainya  sehubungan dengan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Perusahaan.

Atas perhatian dan kesediaannya, kami ucapkan terima kasih. 

Hormat Saya,


                            ( ------------------------ )                            

Tembusan :
1.       1. Bapak Kadisnakertran Kabupaten ...................... di .....................
2.       2. Arsip



(                            CONTOH DAFTAR HADIR DALAM PERUNDINGAN BIPARTIT

DAFTAR HADIR PERUNDINGAN

Hari                     :  .............
Tanggal               : .....................
Tempat               : .................
Acara                   : Sidang  ( I )
Masalah              : ........................

NO
NAMA
ALAMAT
PIHAK PENGUSAHA/ SERIKAT PEKERJA
TANDA TANGAN
KETERANGAN
1.





2.





3.





4.





5.





6.





7.





8.





9.





10.





11.





12.





13.





14.





15.





16.





17.





18.





19.





20.







                                                CONTOH  FORMAT  RISALAH PERUNDINGAN

RISALAH PERUNDINGAN PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SECARA BIPARTIT

1.
Nama Perusahaan
:
..................... 
2.
Alamat Perusahaan
:
......................
3.
Nama Pekerja
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
:
1.................................
2.................................

4.
Alamat Pekerja/Buruh/
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
:
........................
.............................................
5.
Tanggal dan Tempat Perundingan
:
..............................................
6.
Pokok Masalah/Alasan Perselisihan
:
Pemutusan Hubungan Kerja
7.
Pendapat Pekerja/Buruh/
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
:
Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Perusahaan tidak mempunyai dasar dan alasan Hukum, oleh karenanya  harus dikerjakan lagi, atau bila tetap di PHK agar seluruh Hak-hak saya  harus dibayar sesuai ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku sebelum meninggalkan Perumahan Perusahaan.

8.
Pendapat Pengusaha
:
 ....................................................................................





9.
Kesimpulan atau Hasil Perundingan
:
Tidak Menghasilkan Kesepakatan, sehingga Perundingan yang dilaksanakan dianggap gagal.





PIHAK PERUSAHAAN/ PENGUSAHA                    PIHAK PEKERJA/ S P


( .......................................................... )                ( .............................................. )    

      (   ......................................................... )                ( .............................................. )


                                                   CONTOH  FORMAT  SURAT PERMOHONAN
                                       PENCATATAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

................., -------------- 2016
Nomor             :  03/04/2016
Lampiran        :  1 Berkas ( Risalah Perundingan Bipartit)

Kepada Yth     :  Bapak Kepala Dinas Tenaga Kerja   
                              Kabupaten ................
                              Di-
                                  ...................................

Prihal               :  PERMOHONAN PENCATATAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Dengan hormat,

Sehubungan dengan  upaya  maksimal untuk mengusahakan penyelesaian perselisihan hubungan industrial antara :

1.
Nama Perusahaan
:
PT. ......................
2.
Jenis usaha
:
Perkebunan ( sesuai dengan Jenis Usaha)
3.
Alamat
:
Desa .............. Kecamatan ............ Kabupaten ............

 dengan
1.
Nama Pekerja / Serikat Pekerja
:
.............................................
2.
Alamat  Pekerja /Serikat Pekerja
:
................................................


:
...............................................

Dengan duduk permasalahan sebagai berikut :
1.       ( Uraikan Permasalahannya atau Kronologis Permasalahan )
2.       ....................................................
3.       .....................................................

Permasalahan di atas telah dirundingkan secara bipartit, namun tidak menghasilkan kesepakatan, maka sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, Pasal 4 ayat (1) dengan ini kami mohon bantuan Saudara untuk mencatat dan membantu menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dimaksud (risalah perundingan terlampir).

Atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat saya

                                                                                        ( ------------------------ )





S          Catatan :  Setelah surat ini disampaikan ke Disnaker, maka ditunggu sampai ada Panggilan dari Disnaker.
      Bila dalam waktu 7 hari tidak ada Panggilan, maka harus ditanyakan kembali ke Disnaker.  








Komentar

  1. setelah saya mendapat kan risalah dri disnaker langkah apa selanjutnya? dan katanya kalo ke sidang ke phi harus bayar 150 jt,sedangkan tuntutaan saya masing2 di bawah 150 jt.gimana pak maklum saya awam dengan hukum

    BalasHapus
    Balasan
    1. risalah atau anjuran bro?kalau menurut saya sih yang dari disnaker itu anjuran...nah sekarang isi anjuran itu mcm mana?berpihak ke kamu atau ke perusahaan?

      Hapus
    2. bukan bayar 150 juta, tapi kalo nilai gugatan kita lebih dari 150 juta itu dikenakan biaya panjar perkara sekitan 1.2jt

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TATA CARA DAN PROSEDUR MENGAJUKAN GUGATAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL KE PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

CONTOH SURAT GUGATAN KE PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL